PRAKTIKUM I
Topik : Daun tunggal dan bagian-bagiannya.
Tujuan : Mengenal bagian-bagian daun dan ciri-cirii daun
tunggal.
Hari/Tanggal : Kamis/ 03 Maret 2016
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin.
I. ALAT
DAN BAHAN
A. Alat
1. Baki/nampan
2. Alat tulis
B. Bahan
1. Daun Bambu (Bambusa sp)
2. Daun Tebu (Saccharum
officinarum I. )
3. Daun Pisang (Musa paradisiaca L. )
4. Daun Jarak (Ricinus communis L. )
5. Daun Widelia (Widelia sp)
6. Daun Keladi (Colocasia sp)
7. Daun Mangga (Mangifera indica L. )
II. CARA
KERJA
1. Mengamati bagian-bagian daun : tangkai (petiolus), pelepah (vagina), helaian (lamma),
lidah-lidah (ligula).
2. Mengamati bangun daun : lanset, bulat telur,
bulat telur terbalik, perisai, garis, pita, dan sebagainya.
3. Mengamati ujung daun : runcing, meruncing,
tumpul, membulat, romping/rata, berbelah, berduri.
4. Mengamati pangkal daun : runcing, meruncing,
tumpul, membulat, romping/rata, berlekuk.
5. Mengamati tepi daun : rata, bergigi,
bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, berombak, berlekuk, berancap, berbagi.
6. Mengamati daging daun : tipis seperti
selaput, tipis lunak seperti kertas, seperti perkamen, seperti kulit,
berdaging.
7. Mengamati pertulangan daun : menyirip,
menjari, melengkung, sejajar.
8. Mengamati permukaan atas dan bawah daun :
gundul, licin (mengkilat, suram, berselaput lilin), kasap, berkerut,
berbingkul-bingkul, berbulu (jarang, halus dan rapat kasar).
9. Mengamati warna daun pada permukaan atas dan
bawah.
10. Menggambar hasil pengamatan.
III. DASAR
TEORI
Daun
merupakan bagian tumbuhan yang penting dan umumnya tiap tumbuhan mempunyai
sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pad batang. Bagian batang tempat
duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara
batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).
Daun biasnya tipis melebar, kaya akan
suatu zat warna hijau daun yang dinamakan klorofil. Daun berfungsi sebagai alat
untuk :
1.
Pengambilan
zat-zat makanan (resorbsi)
2.
Pengolahan
zat-zat makanan (asimilasi)
3.
Penguapan air (transpirasi)
4.
Pernafasan (respirasi)
A. Bagian-bagian
daun
Daun
lengkap terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1.
Upih daun atau
pelepah daun (vagina)
2.
Tangkai daun (petiolus)
3.
Helaian daun (lamina)
B. Bangun/bentuk
daun (Circumcriptio)
Berdasarkan
letak bagian daun yang terlebar maka daun dibedakan menjadi empat golongan,
yaitu daun dengan :
1.
Bagian yang
terlebar kira-kira di tengah-tengah helaian daun.
Tumbuhan
yang memiliki daun yang bagian terlebar terletak di tengah-tengah helaian daun
kemungkinan bangun daunnya adalah bukat atau bundar (orbicularis), bangun perisai (pelitatus),
jorong (ovalis atau ellipticus), memanjang (oblongus), dan bangun lanset (lanceolatus).
2. Bagian yang terlebar di bawah tengah-tengah
helaian daun.
Daun-daun
yang mempunyai bagian yang terlebar di bawah tengah-tengah helaian daunnya
dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
a.
Pangkal daunnya
tidak bertoreh. Dalam golongan ini didapati bentuk-bentuk daun seperti : bangun
bulat telur (ovatus), bangun segitiga
(triangularis), bangun delta (deltoideus), dan bangun belah ketupat (rhomboideus).
b.
Pangkal daun
bertoreh atau berlekuk. Dalam golongan ini termasuk bentuk-bentuk daun seperti
: bangun jantung (cordatus), bangun
ginjal atau kerinjal (reniformis),
bangun anak panah (sagittatus),
bangun tombak (hastatus), dan bangun
bertelinga (auriculatus).
3. Bagian yang terlebar terketak di atas
tengah-tengah helaian daun
Daun dengan bagian yang
terlebar terletak ditengah-tengah helaian daun kemungkinan bangunan daunnya
adalah bangun bulat telur sungsang (abovatus),
bangun jantung sungsng (obcordatus),
bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus),
dan bangun sudip atau bangun spatel atau solet (spathulatus).
4. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari
pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya
Dalam golongan ini
termasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda
jika di bandingkan dengan panjangnya daun. Pada umumnya bentuk daun yang dari
pangkal ke ujung sama lebarnya adalah bangun garis (linearis), bangun pita (ligulatus),
bangun pedang (ensiformis), bangun
paku atau dabus (subulatus), dan
bangun jarum (acerosus).
C. Ujung daun
(Apex felli) dan pangkal daun (Basis folli)
Ujung dan pangkal daun
dapat memperlihatkan bentuk yang berabeka rupa. Ada tujuh bentuk ujung daun
yang sering kita jumpai yaitu runcing (acutus),
meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), romping (truncates),
terbelah (retusus), dan berduri (mucronatus).
D. Susunan
tulang daun (nervatio atau venation)
Tulang-tulang daun
adalah bagian daun yang berfungsi untuk memberi kekuatan pada daun atau sebagai
penguat dan jalan untuk pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya
tulang-tulang daun dibedakan dalam tiga macam, yaitu : ibu tulang daun (costa), tulang-tulang cabang (nervus lateralis), dan urat-urat daun (vena). Berdasarkan arah-arah tulang
cabang yang besar pada helaian daun, dapat dibedakan beberapa macam susunan
tulang daun dan berdasarkan susunan tulang daun dan berdasarkan susunan
tulangnya dapat dibedakan menjad empat golongan, yaitu daun-daun yang bertulang
menyirip (pennanervis), daun-daun
yang bertulang menjari (palminervis),
daun-daun yang bertulang melengkung (cervinervis),
dan daun-daun yang bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis).
E. Tepi daun
(Morgo folli)
Secara garis besar tepi
daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu rata (integer) dan bertoreh (divisus).
Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh
pada tepi daun dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
1. Tepi daun yang bertoreh merdeka
Tepi daun yang bertoreh
merdeka banyak pula ragamnya, namun yang sering kita jumpai adalah tepi daun
yang dinamakan bergerigi (serratus),
bergerigi ganda/rangkap (biserratus),
bergigi (dentatus), beringgit (crenatus), dan berombak (repandus).
2. Tepi daun dengan toreh-toreh yang
mempengaruhi bentuknya.
Berdasarkan dalamnya
toreh-toreh pada tepi daun dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : berlekuk
(lobatus), bercangap (fissus) dan berbagi (pertitus).
F. Daging
Daun (intervenium)
Daging daun (intervenium) adalah bagian daun yang
terdapat di antara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Di bagian ini zat-zat
yang diambil dari luar tubuh diubah menjadi zat-zat yang sesuai dengan
keperluan kehidupan tumbuhan. Tebal tipisnya helaian daun tergantung dari tebal
tipisnya daging daunnya. Oleh karena itu daging daun dapat bersifat seperti
selaput (membranceus), seperti kertas
(papyraceus) atau (chartaceus), tipis lunak (herbaccus), seperti perkamen (perkamenteus), seperti kulit belulang (cortacius), dan berdaging (carnosus).
G. Warna daun
Secara umum kita
ketahui bahwa daun berwarna hijau, namun tidak jarang kita jumpai daun yang
berwarna tidak hijau. Selain itu warna hijau pada daun dapat memperlihatkan
banyak variasi atau nuansa, misalnya merah, hijau bercampur atau tertutup warna
merah, atau hijau kekuningan.
H. Permukaan
daun
Pada umumnya warna daun
pada sisi atas dab bawah jelas berbeda, biasanya sisi atas tampak lebih hijau,
licin atau mengkilat jika dibandingkan dengan sisi bawah daun. Kadang-kadang
pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik-sisik,
rambut-rambut, duri, dan lain-lain. Oleh karena itu orang membedakan permukaan
daun ada yang licin (laevis), gundul
(glaber), kasap (scaber), berkerut (rugosus),
berbingkul-bingkul (bullatus),
berbulu (pilosus), berbulu halus atau
rapat (villosus), berbulu kasar (hispidus), bersisik (lepidus).
IV. HASIL PENGAMATAN
No
|
Nama tumbuhan
|
Bangun daun
|
Ujung daun
|
Pangkal daun
|
Tepi daun
|
Daging daun
|
Permukaan atas
dan bawah daun
|
Warna daun
|
Tulang daun
|
|
Atas
|
bawah
|
|||||||||
1
|
Daun Bambu
(Bambusa
sp)
|
Lanset
|
Runcing
|
Membulat
|
Bertepi rata
|
Seperti perkamen
|
Berbulu
|
Berbulu kasar
|
Hijau tua
|
Sejajar
|
2
|
Daun tebu
(Saccharum
officinarum I. )
|
Pita
|
Runcing
|
Rata
|
Bertepi rata
|
Seperti perkamen
|
Berbulu halus
|
Berbulu kasar
|
Hijau muda
|
Sejajar
|
3
|
Daun pisang
(Musa
paradisiaca L.)
|
Jorong
|
Tumpul
|
Runcing
|
Bertepi rata
|
Seperti kertas
|
Licin mengkilat
|
Licin berselaput lilin
|
Hijau tua
|
Menyirip
|
4
|
Daun Jarak
(Ricinus
communis L.)
|
Membulat
|
Meruncing
|
berlekuk
|
Bergigi
|
Seperti kuli/ belulang
|
Licin suram
|
Licin suram
|
Hijau tua
|
Menjari
|
5
|
Daun Widelia
(Widelia
sp)
|
Bulat telur
|
Runcing
|
Meruncing
|
Bergerigi ganda
|
Seperti kulit/ belulang
|
Berbulu kasar
|
Berbulu
|
Hijau muda
|
Menyirip
|
6
|
Daun Keladi (Colocasia sp)
|
Perisai
|
Runcing
|
Berlekuk
|
Bertepi rata
|
Tipis lunak
|
Licin berselaput lilin
|
Licin berselaput lilin
|
Hijau tua
|
Menyirip
|
7
|
Daun manga (Mangifera indica L.)
|
Memanjang
|
Runcing
|
Runcing
|
Bertepi rata
|
Seperti kulit/ belulang
|
Licin mengkilat
|
Licin mengkilat
|
Hijau tua
|
menyirip
|
V. ANALISA
1. Daun
Bambu (Bambusa sp)
Klasifikasi tumbuhan bambu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Cyperales
Family : Poaceae
Genus : Bambusa
Species : Bambusa sp
(Sumber: http://menarailmuku.blogspot.co.id/2013/05/klasifikasi-bambu-bambusa-sp.html.
2013)
Pada praktikum
kali ini dapat diketahui bahwa daun bambu merupakan daun yang lengkap, karena
memiliki upih daun atau pelepah (vagina),
tangkai daun (petiolus), dan helaian
daun (lamina). Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya yang
berjudul Morfologi Tumbuhan (1985 : 8), daun lengkap dapat kita jumpai pada
beberapa macam tumbuhan, misalnya: pohon pisang (Musa paradisiaca L.), pohon pinang (Areca catechu L.), bambu (Bambusa
sp), dan lain-lain.
Tumbuhan
bambu (Bambusa sp) memiliki bangun
daun (circumcripton) yang lanset (lanceolatus),
memiliki ujung daun (apex folli) yang
runcing (acutus). Ujung bambu
dikatakan runcing (acutus) karena
menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya yang berjudul Morfologi Tumbuhan
(1985 : 29), jika kedua tepi ujung daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi
sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut
lancip (lebih kecil dari 90o). Kemudian memiliki pangkal daun (basis folli) yang membulat (rotundatus), tepi daun (margo folli) yang rata (integer), daging daun (ntervenium) seperti
perkamen (perkamenteus), permukaan
atas yang berbulu (pilosus) dan
permukaan bawah daun yang berbulu kasar (hispidus),
serta memiliki warna daun yang hijau tua. Dilihat dari arah tulang-tulang
cabang yang besar dan helaian daun, daun bambu (Bambusa sp) memiliki pertulangan daun (nervatio)
yang sejajar (rectinervis). Karena
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membujur daun, sedangkan
tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampak semuanya mempunyai arah yang
sejajar dengan ibu tulangnya.
Menurut sumber http://mhaitaminhoo.blogspot.co.id/2015/06/morfologi -daun.html (2015)
yang berjudul Morfologi Daun, daun bambu (Bambusa
sp) memiliki bagian daun yang lengkap karena memiliki bagian-bagian seperti
pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Ciri-ciri daun bambu (Bambusa sp) adalah bangun daun berbentuk
lanset (lanceolatus), bentuk ujung
daun meruncing (acuminatus), bentuk
pangkal daun tumpul (obtusus), tepi
daun rata (integer), daging daun
seperti kertas (papyraceus atau chartaeceus), pertulangan daun sejajar (rectinervis) yaitu mempunyai satu tulang
di tengah yang besar membujur daun sedang tulng-tulang lainnya jelas lebih
kecil dan nampak merupakan arah yang sejajar dengan bu tulang daun. Permukaan
daun bagian atas berbulu (pilosus),
sedangkan permukaan daun bagian bawah berbulu kasar (hispidus), serta bagian atas daun berwarna hijau cerah sedangkan
permukaan bagian bawahnya berwarna hijau suram.
Ada perbedaan antara daun bambu yang saya
amati dengan literatur yang saya ambil dari internet. Pada literatur dikatakan
bahwa daun bambu (Bambusa sp.) mempunyai
ujung daun (apex felli) yang
meruncing (acuminatus), menurut saya
ujung daun bambu (apex folli) adalah
runcing (acutus) karena kedua tepi ujung
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan
pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90o).
Kemudian pada literatur dikatakan pangkal daun bambu (basis folli ) adalah
tumpul (obtusus), menurut saya pangkal
daun (basis folli) bambu adalah
membulat (rotondatus), karena tidak
terbentuk sudut sama sekali pada pangkal daun. Berbeda dengan pangkal daun yang
tumpul karena mempunyai sudut, yaitu sudut yang tumpul (lebih besar dari 900).
Pada literatur juga dikatakan bahwa daging daun bambu adalah seperti kertas (papyraceus). Menurut saya daging daun
bambu adalah seperti perkamen (perkamenteus),
karena keadaan daging daun bambu yang tipis tetapi cukup kaku.
2. Daun Tebu
(Saccharum officinarum L.)
Klasifikasi daun
tebu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Poales
Family : Graminae
Genus : Saccharum
Spesies :
Saccharum officinarum L.
Tumbuhan
tebu (Saccharum officinarum L.)
memiliki bangun daun (circumcriptio)
pita (ligulatus), karena serupa daun
bangun garis namun lebih panjang lagi. Memiliki ujung daun (apex folli)yang runcing (acutus ), pangkal daun (basis folli) yang rata (truncatus), daging daun (intervenium)seperti perkamen (perkamenteus), permukaan atas daunnya
berbulu (pilosus)dan permukaan
bawahnya berbulu kasar (hispidus),
memiliki warna daun hijau muda dan tulang daun (nervatio) yang sejajar (rectinervis).
Daun tebu ini bukanlah daun yang lengkap, karena hanya terdiri dari upih atau
pelepah (vagina) dan helaian (lamina). Seperti yang dikatakan oleh
Gembong Tjitrosoepomo pada bukunya yang berrjudul Morfologi Tumbuhan (1985 :
9).
3. Daun
pisang (Musa paradisiaca L.)
Klasifikasi tanaman
pisang :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
Tanaman
pisang (Musa paradisiaca L.)
mempunyai bangun daun (circumcriptio)
yang jorong (ovalis), ujung daun (apex felli ) yang tumpul (obtusus), pangkal daun(basis folli) yang runcing (acutus), bertepi rata, memiliki daging
daun (intervenium) seperti kertas (oaoyraceus), permukaan atas daun yang
licin mengkilat dan permukaan bawah daun licin berselaput lilin, daun pisang
memiliki warna hijau tua, dan memiliki tulang daun yang menyirip. Daun pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan daun lengkap, karena memiliki helaian daun (lamila), tangkai daun (petiolus), dan pelepah atau upih (vagina).
Menurut
sumber http://imazein-virgo.blogspot.co.id/2010
/12/morfologi-daun-pisang.html.
(2010) daun pisang (Bambusa sp.) merupakan
jenis daun tunggal dan terasuk daun sempurna karena bagian daunnya lengkap
terdiri dari pelepah daun, tangkai daun, dan helaian daun. Daun pisang memiliki
ujung daun (apex folli) yang
membulat, pangkal daun (basis folli)
yang berlekuk, tepi daun (margo folli)
yang rata, bangun daun (circumscoipto)
berupa lanset, daging daun (intervenium)
seperti kertas, pertulangan daun (nervatio)
yang menyirip, warna daun pada bagian atas berwarna hijau tua dan bagian
bawahnya berwarna hijau muda mengkilat, serta bagian bawahnta berselaput lilin.
Daun pisang termasuk daun lengkap.
Ada
perbedaan antara literatur dan hasil pengamatan saya. Menurut literatur bangun
daun pisang adalah lanset (lanceolatus),
menurut saya bangun daun pisang adalah jorong (ovalis), karena perbandingan panjang : lebar = 1 ½ - 2 : 1.
Kemudian menurut literatur daun pisang memiliki ujung daun (apex folli) yang membulat (rotundatus), menurut saya ujung daun (apex folli) pada daun pisang adalah
tumpul (obtusus). Karena pada ujung
daun membentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90o). Menurut
literatur pangkal daun pisang memiliki bentuk yang berlekuk , namun menurut
saya pangkal daun pisang adalah runcing (acutus),
karena pada ujung daun akan membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90o).
4. Daun
Jarak (Ricinus communis L.)
Klasifikasi
tanaman jarak :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Ricinus
Spesies :
Ricinus communis L
Tanaman
jarak (Ricinus communis L.) mempunyai
bentuk daun (circumcriptio) yang membulat
(orbicularis), memiliki ujung daun (apex folli) yang runcing (acutus), pangkal daun (basis folli) yang berlekuk (emarginatus),
memiliki tepi daun (margo folli) yang rata (integer),
permukaan atas dan bawah daun jarak ialah licin suram . Daun jarak memiliki
warna hijau tua dan memiliki pertulangan daun (nervatio) yang menjari (paminervis).
Tanaman
jarak merupakan tumbuhan perdu atau pohon kecil. Daun jarak termasuk daun yang
tidak lengkap karena hanya memiliki bagian daun yang berupa tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) tanpa adanya pelepah daun (vagina) yang biasanya disebut dengan
daun bertangkai.
5. Daun
Widelia (Widelia sp)
Klasifikasi
tanaman widelia (Widelia sp)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Asteracecae
Genus : Widelia
Spesies : Widelia sp.
Tanaman
widelia (Widelia sp.) merupakan
tanaman yang mempunyai daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Widelia mempunyai bangun daun (circumcriptio) bulat telur (ovatus), ujung daun (apex felli) yang meruncing (acuminatus), pangkal daun (basis folli) yang berlekuk (emerginatus), tepi daun (margo) yang bergerigi (serratus),
daging daunnya seperti kulit/belulang (cortacius),
permukaan atas daunnya berbulu kasar (hispidus)
dan permukaan bawahnya berbulun (pilosus),
warna daun widelia ialah hijau tua, serta memiliki pertulangan daun (nervatio) yang menyirip (pennanervis).
Menurut
sumber http://bahayanyabakteri.blogspot.co.id/2010/09
/wedelia-biflora.html. 2010 yang
berjudul Widelia biflora, tanaman ini termasuk tanaman yang berdaun tidak
lengkap, sebab hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun saja (tidak
memiliki pelepah/upih daun). Daunnya berwarna hijau cerah mengkilat, sedikit
atau banyak memiliki rambut daun, kadang-kadang terbagi sangat dalam hingga
menyerupai daun majemuk, duduk daun berhadapan, jarang tersebar, kebanyakan
tanpa daun penumpu, panjang 1,5-6 cm, tanaman ini memiliki daging daun yang
tipis dan lunak (herbaceous), dengan
tepi daun yang bergerigi (serratus).
Dilihat dari toreh pada tepi daun dan susunan tulang-tulang daunnya, tanaman
ini dapat dikategorikan tanaman dengan daun berlekuk menyirip (pinnatilous). Bangun daunnya sendiri
adalah obovate / obovatus (bulat telur sungsang), namun beberapa jenis ada yang
berbentuk oval (ovatusi), dengan
ujung daunnya runcing (acutus).
Ada
perbedaann antara literatur dengan pengmatan saya, menurut literatur daging daun (intervenium) widelia ialah tipis dan
lunak. Menurut hasil pengamatan saya, daging daun (intervenium) widelia ialah seperti kulit/belulang (cortacius), karena helaian daunnya teba
dan kaku. Kemudian menurut literatur tepi daun (margo folli) widelia
adalah bergerigi (serratus), menurut
hasil pengamatan saya tepi daun widelia adalah bergerigi ganda(biserratus), sebab tepi daun seperti
diatas, tetapi angulusnya cukup besar dan tepinya bergerigi lagi.
6. Daun
Keladi (Colocasia sp.)
Klasifikasi daun
keladi (Colocasia sp)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Arales
Family : Araceae
Genus : Colocasia
Spesies : Colocasia sp.
Tumbuhan
keladi (Colocasia sp.) memiliki
bangun daun (circumcriptio) perisai (pelitatus), ujung daun(apex felli) yang runcing (acutus), pangkal daun (basis folli) yang berlekuk (emarginatus), memiliki tepi daun (margo folli) yang rata (integer), daging daun yang tipis lunak,
memiliki permukaan atas dan bawah daun yang licin berselaput lilin, warna
daunnya hijau tua, dan pertulangan daunnya menyirip (pennanervis). Daun keladi termasuk daun lengkap karena mempunyai
pelepah (vagina), tangkai (petiolus), dan helaian (lamina)
Menurut
sumber http://www.slideshare.net/nandoaaa/morfologi-daun/ (2015) yang berjudul Morfologi Tumbuhan, mengatakan
bahwa talas pelangi atau keladi adalah tanaman yang kebanyakan hidup di daerah
dekat sungai atau tempat yang tergenang air. Keladi memiliki bagian daun berupa
pelepah dan helai daun. Tangkai daun keladi adalah tangkai semu yang merupkan
pemanjangan darii pelepah daun. Tanaman keladi memiliki daun berbentuk perisai
dengan ujung daun meruncing dan pangkal daun membelah. Tepi daun tumbuhan
keladi rata hampir bergelombang. Daging daunnya lunak dan tipis. Permukaan atas
dan bawah daun keladi licin dan dilapisi liin seperti daun pisang. Keanyakan
warna daun keladi adalah hijau. Pertulangan daun tanaman keladi menjari.
Ada
perbedaan antara literatur dengan hasil pengamatan saya, yaitu pada ujung daun.
Menurut literatur ujung daun (apex felli) keladi adalah meruncing (acuminatus), menurut pengamatan saya
ujung daun keladi adalah runcing karena kedua tepi ujung daun di kanan dan kiri
ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk sudut lancip (lebih kecil dari 90o). perbedaan yang
kedua ialah pada pertulangan daun, menurut literatur pertulangan daun keladi
adalah menjari. Menurut hasil dari pengamatan saya, pertulangan daun keladi
adalah menyirip, Karena mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung, dan merupakan terusan tangkai daun.
7. Daun
Mangga (Mangifer indica L.)
Klasifikasi
tanaman manga (Mangifera indica L.)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Family : Anacardiacea
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
Berdasarkan
dari hasil pengamatan, daun mangga (Mangifer
indica L.) merupakan daun tunggal tidak lengkap karena hanya terdiri dari
tangkai daun (petiolus) dan helaian
daun (lamina). Daun mangga mempunyai
bangun daun memanjang, ujung dan pangkal daunnya runcing, memiliki tepi daun
yang rata, daging daunnya seperti kulit/belulang, permukaan atas dan bawahnya
licin mengkilat, warna daunnya hijau tua dan pertulangan daunnya menyirip.
Menurut
http://www.petanihebat.com/2013/10/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-mangga.html (2013) yang
berjudul Klasifikasi dan Morfologi Tanaman mangga mengatakan bahwa daun
merupakan daun tunggal tidak lengkap, terdiri dari tangkai daun dan lamina,
tidak memiliki pelepah daun, tersusun dalam spiral atau spiral rapat, permukaan
daun bagian atas dan bawah licin (leavis),
pada permukaan atas berwarna hijau muda pada permukaan bawah berwarna hijau
tua, bentuk daun jorong, tangkai daun panjang, pangkal daun tumpul (obtusus), ujung daun meruncing (acuminatus), tepi daun berombak (repandus), tulang daun menyirip (penninervis), daging daun tebal dan kaku
seperti kulit (coriaceus).
Ada perbedaan antara literatur dengan hasil pengamatan saya, menurut
literatur bangun daun mangga adalah
jorong. Menurut pengamatan saya, bangun daun mangga adalah memanjang, karena perbandingan
panjang dan lebarnya adalah 2 ½ - 3 : 1. Perbedaan yang kedua yaitu pada ujunng
daun, menurut literatur ujung daun mangga adalah meruncing. Menurut pangamatan
saya, ujung daun mangga adalah runcing karena pada ujung daun mangga yang saya
amati tepi ujung daun sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada
puncak daun membentuk suatu sudut lancip. Titik pertemuan kedua tepi daunnya
tidak jauh lebih tinggi seperti ujung daun yang meruncing. Perbedaan yang
selanjutnya ialah pada pangkal daun. Menurut literatur pangkal daun mangga
adalah tumpul. Menurut pengamatan saya, pangkal daun mangga adalah runcing.
Karena pada pangkal daun membentuk suatu sudut lancip bukan membentuk sudut
yang tumpul.
VI. KESIMPULAN
1. Daun
bambu (Bambusa sp.) memiliki bangun
daun lanset, ujung daun runcing, pangkal daun membulat, tepi daun rata, daging
daun seperti perkamen, permukaan atas daun berbulu, permukaan bawah daun
berbulu kasar, warna daun hijau tua, dan tulang daun sejajar. Daun bambu
merupakan daun lengkap.
2. Daun
tebu (Saccharum officinarum) memiliki
bangun daun pita, ujung daun runcing, pangkal daun rata, tepi daun rata, daging
daun seperti erkamen, permukaan atas berbulu, permukaan bawah berbulu kasar,
warna daun hijau muda, dan tulang daun sejajar. Daun tebu merupakan daun tidak
lengkap.
3. Daun
pisang (Musa paradisiaca) memiliki
bangun daun jorong, ujung daun tumpul, pangkal daun runcing, tepi daun rata,
daging daun seperti kertas, permukaan atas daun licin, permukaan bawah daun
licin berselaput lilin, warna daun hijau tua, tulang daun menyirip. Daun pisang
merupakan daun lengkap.
4. Daun
jarak (Ricium communis L) memiliki
bangun daun membulat, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tepi daun
bergerigi, daging daun seperti kulit/belulang, permukaan atas dan bawah daun
licin suram, warna daun hijau tua, tulang daun menjari. Daun jarak merupakan daun
tidak lengkap.
5. Daun
widelia (Widelia sp.) memiliki bangun
daun bulat telur, ujung daun runcing, pangkal daun meruncing, tepi daun
bergerigi ganda, daging daun seperti kulit/belulang, permukaan atas daun
berbulu kasar, permukaan daun berbulu, warna daun hijau muda, tulang daun
menyirip. Daun widelia merupakan daun tidak lengkap.
6. Daun
keladi (Colocasia sp.) memiliki
bangun daun perisai, ujung daun runcing, pangkal daun berlekuk, tepi daun rata,
daging daun tipis lunak, permukaan atas dan bawah daun licin berselaput lilin,
warna daun hijau tua, tulang daun menyirip. Daun keladi merupakan daun lengkap.
7. Daun
mangga (Mangifer indica L.) memiliki
bangun daun memanjang, ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun rata, daging
daun seperti kulit/belulang, permukaan atas dan bawah daun licin mengkilat,
warna daun hijau tua, dan tulang daun menyirip. Daun mangga merupakan daun
tidak lengkap.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, Sri. 2016. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin:
PMIPA FKIP UNLAM
Anonim. 2013. Klasifikasi bambu Bambusa sp. http://menarailmuku.blogspot.co.id/2013/05/klasifikasi-bambu-bambusa-sp.html.
Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.
Anonim. 2015. Morfologi daun. http://mhaitaminhoo.blogspot.co.id/2015/06/morfologi -daun.html.
Diakses pada tanggal 06 Maret 2016
Anonim. 2015. Klasifikasi tanaman tebu. http://www.klasifikasitanaman.com/2015/05/klasifikasi-tanaman-tebu.html. Diakses pada
tanggal 06 Maret 2016
Anonim. 2015. Klasifikasi dan ciri-ciri morfologi. http://koranternak.blogspot.co.id/2015/10/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016
Anonim. 2010.
Morfologi daun pisang. http://imazein-virgo.blogspot.co.id/2010
/12/morfologi-daun-pisang.html.
Diakses pada tanggal 06 Maret 2016
Anonim. 2012.
Jarak kepyar (Riciun communisis). http://www.plantamor.com/. Diakses pada tanggal 06 Maret
2016
Anonim. 2010. Praktikum Mortum i. https://www.scribd.com/doc/28235321/praktikum-mortum-i. Diakses pada
tanggal 06 Maret 2016.
Anonim. 2010.
Widelia biflora. http://bahayanyabakteri.blogspot.co.id/2010/09
/wedelia-biflora.html. Diakses pada
tanggal 06 Maret 2016.
Anonim. 2015.
Morfologi daun. http://www.slideshare.net/nandoaaa/morfologi-daun/. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.
Anonim. 2013.
Klasifikasi dan morfologi tanaman mangga. http://www.petanihebat.com/2013/10/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-mangga.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.
Anonim a. 2014. http://news.okezone.com/read/2014/01/23/372/930847/jantung-sehat-dengan-keripik-daun-bambu-ipb. Diakses pada
tanggal 06 Maret 2016.
Anonim b. 2011. http://zulbahrihussin.blogspot.co.id/2011/10/tebu.html. Diakses pada
tanggal 06 Maret 2016.
Anonim c. 2016. http://www.redaksione.com/2016/02/inilah-11-manfaat-menakjubkan-daun.html. Diakses pada
tanggal 06 Maret 2016.
Anonim d. 2016. http://berkhasiat.xyz/tutorial-menghilangkan-luka-memar-dengan-cara-alami/. Diakses pada
tanggal 06 Maret 2016.
Anonim e. 2015. http://ninelahiria.blogspot.co.id/2015/03/daun-tunggal-dan-bagian-bagiannya.html. Diakses pada
tanggal 06 Maret 2016.
Anonim g. 2016. http://www.mim-almustajab.sch.id/2012/06/apakah-fungsi-daun-bagi-tumbuhan.html. Diakses pada
tanggal 06 Maret 2016.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta:Gajah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar