Senin, 30 Mei 2016

Laporan Parktikum I Morfologi tumbuhan



PRAKTIKUM I

Topik                   : Daun tunggal dan bagian-bagiannya.
Tujuan                 : Mengenal bagian-bagian daun dan ciri-cirii daun tunggal.
Hari/Tanggal        : Kamis/ 03 Maret 2016
Tempat                : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin.

I.       ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1.  Baki/nampan
2.  Alat tulis
B. Bahan
1.  Daun Bambu (Bambusa sp)
2.  Daun Tebu (Saccharum officinarum I. )
3.  Daun Pisang (Musa paradisiaca L. )
4.  Daun Jarak (Ricinus communis L. )
5.  Daun Widelia (Widelia sp)
6.  Daun Keladi (Colocasia sp)
7.  Daun Mangga (Mangifera indica L. )

II.      CARA KERJA
1.    Mengamati bagian-bagian daun : tangkai (petiolus), pelepah (vagina), helaian (lamma), lidah-lidah (ligula).
2.    Mengamati bangun daun : lanset, bulat telur, bulat telur terbalik, perisai, garis, pita, dan sebagainya.
3.    Mengamati ujung daun : runcing, meruncing, tumpul, membulat, romping/rata, berbelah, berduri.
4.    Mengamati pangkal daun : runcing, meruncing, tumpul, membulat, romping/rata, berlekuk.
5.    Mengamati tepi daun : rata, bergigi, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, berombak, berlekuk, berancap, berbagi.
6.    Mengamati daging daun : tipis seperti selaput, tipis lunak seperti kertas, seperti perkamen, seperti kulit, berdaging.
7.    Mengamati pertulangan daun : menyirip, menjari, melengkung, sejajar.
8.    Mengamati permukaan atas dan bawah daun : gundul, licin (mengkilat, suram, berselaput lilin), kasap, berkerut, berbingkul-bingkul, berbulu (jarang, halus dan rapat kasar).
9.    Mengamati warna daun pada permukaan atas dan bawah.
10.  Menggambar hasil pengamatan.

III.    DASAR TEORI
Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pad batang. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasnya tipis melebar,  kaya akan suatu zat warna hijau daun yang dinamakan klorofil. Daun berfungsi sebagai alat untuk :
1.        Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi)
2.        Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3.        Penguapan air (transpirasi)
4.        Pernafasan (respirasi)
A.   Bagian-bagian daun
Daun lengkap terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1.         Upih daun atau pelepah daun (vagina)
2.         Tangkai daun (petiolus)
3.         Helaian daun (lamina)
B.   Bangun/bentuk daun (Circumcriptio)
Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar maka daun dibedakan menjadi empat golongan, yaitu daun dengan :
1.         Bagian yang terlebar kira-kira di tengah-tengah helaian daun.
Tumbuhan yang memiliki daun yang bagian terlebar terletak di tengah-tengah helaian daun kemungkinan bangun daunnya adalah bukat atau bundar (orbicularis), bangun perisai (pelitatus), jorong (ovalis atau ellipticus), memanjang (oblongus), dan bangun lanset (lanceolatus).


2.    Bagian yang terlebar di bawah tengah-tengah helaian daun.
Daun-daun yang mempunyai bagian yang terlebar di bawah tengah-tengah helaian daunnya dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
a.        Pangkal daunnya tidak bertoreh. Dalam golongan ini didapati bentuk-bentuk daun seperti : bangun bulat telur (ovatus), bangun segitiga (triangularis), bangun delta (deltoideus), dan bangun belah ketupat (rhomboideus).
b.        Pangkal daun bertoreh atau berlekuk. Dalam golongan ini termasuk bentuk-bentuk daun seperti : bangun jantung (cordatus), bangun ginjal atau kerinjal (reniformis), bangun anak panah (sagittatus), bangun tombak (hastatus), dan bangun bertelinga (auriculatus).
3.    Bagian yang terlebar terketak di atas tengah-tengah helaian daun
Daun dengan bagian yang terlebar terletak ditengah-tengah helaian daun kemungkinan bangunan daunnya adalah bangun bulat telur sungsang (abovatus), bangun jantung sungsng (obcordatus), bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus), dan bangun sudip atau bangun spatel atau solet (spathulatus).
4.    Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya
Dalam golongan ini termasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda jika di bandingkan dengan panjangnya daun. Pada umumnya bentuk daun yang dari pangkal ke ujung sama lebarnya adalah bangun garis (linearis), bangun pita (ligulatus), bangun pedang (ensiformis), bangun paku atau dabus (subulatus), dan bangun jarum (acerosus).
C.   Ujung daun (Apex felli) dan pangkal daun (Basis folli)
Ujung dan pangkal daun dapat memperlihatkan bentuk yang berabeka rupa. Ada tujuh bentuk ujung daun yang sering kita jumpai yaitu runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), romping (truncates), terbelah (retusus), dan berduri (mucronatus).


D.   Susunan tulang daun (nervatio atau venation)
Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berfungsi untuk memberi kekuatan pada daun atau sebagai penguat dan jalan untuk pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya tulang-tulang daun dibedakan dalam tiga macam, yaitu : ibu tulang daun (costa), tulang-tulang cabang (nervus lateralis), dan urat-urat daun (vena). Berdasarkan arah-arah tulang cabang yang besar pada helaian daun, dapat dibedakan beberapa macam susunan tulang daun dan berdasarkan susunan tulang daun dan berdasarkan susunan tulangnya dapat dibedakan menjad empat golongan, yaitu daun-daun yang bertulang menyirip (pennanervis), daun-daun yang bertulang menjari (palminervis), daun-daun yang bertulang melengkung (cervinervis), dan daun-daun yang bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis).
E.   Tepi daun (Morgo folli)
Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu rata (integer) dan bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
1.    Tepi daun yang bertoreh merdeka
Tepi daun yang bertoreh merdeka banyak pula ragamnya, namun yang sering kita jumpai adalah tepi daun yang dinamakan bergerigi (serratus), bergerigi ganda/rangkap (biserratus), bergigi (dentatus), beringgit (crenatus), dan berombak (repandus).
2.    Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya.
Berdasarkan dalamnya toreh-toreh pada tepi daun dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : berlekuk (lobatus), bercangap (fissus) dan berbagi (pertitus).
F.    Daging Daun (intervenium)
Daging daun (intervenium) adalah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar tubuh diubah menjadi zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuhan. Tebal tipisnya helaian daun tergantung dari tebal tipisnya daging daunnya. Oleh karena itu daging daun dapat bersifat seperti selaput (membranceus), seperti kertas (papyraceus) atau (chartaceus), tipis lunak (herbaccus), seperti perkamen (perkamenteus), seperti kulit belulang (cortacius), dan berdaging (carnosus).
G.   Warna daun
Secara umum kita ketahui bahwa daun berwarna hijau, namun tidak jarang kita jumpai daun yang berwarna tidak hijau. Selain itu warna hijau pada daun dapat memperlihatkan banyak variasi atau nuansa, misalnya merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah, atau hijau kekuningan.
H.   Permukaan daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dab bawah jelas berbeda, biasanya sisi atas tampak lebih hijau, licin atau mengkilat jika dibandingkan dengan sisi bawah daun. Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik-sisik, rambut-rambut, duri, dan lain-lain. Oleh karena itu orang membedakan permukaan daun ada yang licin (laevis), gundul (glaber), kasap (scaber), berkerut (rugosus), berbingkul-bingkul (bullatus), berbulu (pilosus), berbulu halus atau rapat (villosus), berbulu kasar (hispidus), bersisik (lepidus).



IV.    HASIL PENGAMATAN
No
Nama tumbuhan
Bangun daun
Ujung daun
Pangkal daun
Tepi daun
Daging daun
Permukaan atas dan bawah daun
Warna daun
Tulang daun
Atas
bawah
1
Daun Bambu
(Bambusa sp)
Lanset
Runcing
Membulat
Bertepi rata
Seperti perkamen
Berbulu
Berbulu kasar
Hijau tua
Sejajar
2
Daun tebu
(Saccharum officinarum I. )
Pita
Runcing
Rata
Bertepi rata
Seperti perkamen
Berbulu halus
Berbulu kasar
Hijau muda
Sejajar
3
Daun pisang
(Musa paradisiaca L.)
Jorong
Tumpul
Runcing
Bertepi rata
Seperti kertas
Licin mengkilat
Licin berselaput lilin
Hijau tua
Menyirip
4
Daun Jarak
(Ricinus communis L.)
Membulat
Meruncing
berlekuk
Bergigi
Seperti kuli/ belulang
Licin suram
Licin suram
Hijau tua
Menjari
5
Daun Widelia
(Widelia sp)
Bulat telur
Runcing
Meruncing
Bergerigi ganda
Seperti kulit/ belulang
Berbulu kasar
Berbulu
Hijau muda
Menyirip
6
Daun Keladi (Colocasia sp)
Perisai
Runcing
Berlekuk
Bertepi rata
Tipis lunak
Licin berselaput lilin
Licin berselaput lilin
Hijau tua
Menyirip
7
Daun manga (Mangifera indica L.)
Memanjang
Runcing
Runcing
Bertepi rata
Seperti kulit/ belulang
Licin mengkilat
Licin mengkilat
Hijau tua
menyirip


V.      ANALISA
1.    Daun Bambu (Bambusa sp)
Klasifikasi tumbuhan bambu :
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Magnoliophyta
Class               : Magnoliopsida
Ordo               : Cyperales
Family             : Poaceae
Genus              : Bambusa
Species            : Bambusa sp
(Sumber: http://menarailmuku.blogspot.co.id/2013/05/klasifikasi-bambu-bambusa-sp.html. 2013)
Pada praktikum kali ini dapat diketahui bahwa daun bambu merupakan daun yang lengkap, karena memiliki upih daun atau pelepah (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Menurut  Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya yang berjudul Morfologi Tumbuhan (1985 : 8), daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan, misalnya: pohon pisang (Musa paradisiaca L.), pohon pinang (Areca catechu L.), bambu (Bambusa sp), dan lain-lain.
Tumbuhan bambu (Bambusa sp) memiliki bangun daun (circumcripton) yang lanset (lanceolatus), memiliki ujung daun (apex folli) yang runcing (acutus). Ujung bambu dikatakan runcing (acutus) karena menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya yang berjudul Morfologi Tumbuhan (1985 : 29), jika kedua tepi ujung daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90o). Kemudian memiliki pangkal daun (basis folli) yang membulat (rotundatus), tepi daun (margo folli) yang rata (integer), daging daun (ntervenium) seperti perkamen (perkamenteus), permukaan atas yang berbulu (pilosus) dan permukaan bawah daun yang berbulu kasar (hispidus), serta memiliki warna daun yang hijau tua. Dilihat dari arah tulang-tulang cabang yang besar dan helaian daun, daun bambu (Bambusa sp) memiliki pertulangan daun  (nervatio) yang sejajar (rectinervis). Karena mempunyai satu tulang di tengah yang besar membujur daun, sedangkan tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampak semuanya mempunyai arah yang sejajar dengan ibu tulangnya.
Menurut sumber http://mhaitaminhoo.blogspot.co.id/2015/06/morfologi -daun.html (2015) yang berjudul Morfologi Daun, daun bambu (Bambusa sp) memiliki bagian daun yang lengkap karena memiliki bagian-bagian seperti pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Ciri-ciri daun bambu (Bambusa sp) adalah bangun daun berbentuk lanset (lanceolatus), bentuk ujung daun meruncing (acuminatus), bentuk pangkal daun tumpul (obtusus), tepi daun rata (integer), daging daun seperti kertas (papyraceus atau chartaeceus), pertulangan daun sejajar (rectinervis) yaitu mempunyai satu tulang di tengah yang besar membujur daun sedang tulng-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampak merupakan arah yang sejajar dengan bu tulang daun. Permukaan daun bagian atas berbulu (pilosus), sedangkan permukaan daun bagian bawah berbulu kasar (hispidus), serta bagian atas daun berwarna hijau cerah sedangkan permukaan bagian bawahnya berwarna hijau suram.
Ada perbedaan antara daun bambu yang saya amati dengan literatur yang saya ambil dari internet. Pada literatur dikatakan bahwa daun bambu (Bambusa sp.) mempunyai ujung daun (apex felli) yang meruncing (acuminatus), menurut saya ujung daun bambu (apex folli) adalah runcing (acutus) karena kedua tepi ujung daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90o). Kemudian pada literatur dikatakan pangkal daun bambu (basis folli ) adalah tumpul (obtusus), menurut saya pangkal daun (basis folli) bambu adalah membulat (rotondatus), karena tidak terbentuk sudut sama sekali pada pangkal daun. Berbeda dengan pangkal daun yang tumpul karena mempunyai sudut, yaitu sudut yang tumpul (lebih besar dari 900). Pada literatur juga dikatakan bahwa daging daun bambu adalah seperti kertas (papyraceus). Menurut saya daging daun bambu adalah seperti perkamen (perkamenteus), karena keadaan daging daun bambu yang tipis tetapi cukup kaku.


2.    Daun Tebu (Saccharum officinarum L.)
Klasifikasi daun tebu :
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Magnoliophyta
Class               : Liliopsida
Ordo               : Poales
Family             : Graminae
Genus              : Saccharum
Spesies            : Saccharum officinarum L.
Tumbuhan tebu (Saccharum officinarum L.) memiliki bangun daun (circumcriptio) pita (ligulatus), karena serupa daun bangun garis namun lebih panjang lagi. Memiliki ujung daun (apex folli)yang runcing (acutus ), pangkal daun (basis folli) yang rata (truncatus), daging daun (intervenium)seperti perkamen (perkamenteus), permukaan atas daunnya berbulu (pilosus)dan permukaan bawahnya berbulu kasar (hispidus), memiliki warna daun hijau muda dan tulang daun (nervatio) yang sejajar (rectinervis). Daun tebu ini bukanlah daun yang lengkap, karena hanya terdiri dari upih atau pelepah (vagina) dan helaian (lamina). Seperti yang dikatakan oleh Gembong Tjitrosoepomo pada bukunya yang berrjudul Morfologi Tumbuhan (1985 : 9).
3.    Daun pisang (Musa paradisiaca L.)
Klasifikasi tanaman pisang :
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Magnoliophyta
Class               : Liliopsida
Ordo               : Zingiberales
Family             : Musaceae
Genus              : Musa
Spesies            : Musa paradisiaca
Tanaman pisang (Musa paradisiaca L.) mempunyai bangun daun (circumcriptio) yang jorong (ovalis), ujung daun (apex felli ) yang tumpul (obtusus), pangkal daun(basis folli) yang runcing (acutus), bertepi rata, memiliki daging daun (intervenium) seperti kertas (oaoyraceus), permukaan atas daun yang licin mengkilat dan permukaan bawah daun licin berselaput lilin, daun pisang memiliki warna hijau tua, dan memiliki tulang daun yang menyirip. Daun pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan daun lengkap, karena memiliki helaian daun (lamila), tangkai daun (petiolus), dan pelepah atau upih (vagina).
Menurut sumber http://imazein-virgo.blogspot.co.id/2010 /12/morfologi-daun-pisang.html. (2010) daun pisang (Bambusa sp.) merupakan jenis daun tunggal dan terasuk daun sempurna karena bagian daunnya lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun, dan helaian daun. Daun pisang memiliki ujung daun (apex folli) yang membulat, pangkal daun (basis folli) yang berlekuk, tepi daun (margo folli) yang rata, bangun daun (circumscoipto) berupa lanset, daging daun (intervenium) seperti kertas, pertulangan daun (nervatio) yang menyirip, warna daun pada bagian atas berwarna hijau tua dan bagian bawahnya berwarna hijau muda mengkilat, serta bagian bawahnta berselaput lilin. Daun pisang termasuk daun lengkap.
Ada perbedaan antara literatur dan hasil pengamatan saya. Menurut literatur bangun daun pisang adalah lanset (lanceolatus), menurut saya bangun daun pisang adalah jorong (ovalis), karena perbandingan panjang : lebar = 1 ½ - 2 : 1. Kemudian menurut literatur daun pisang memiliki ujung daun (apex folli) yang membulat (rotundatus), menurut saya ujung daun (apex folli) pada daun pisang adalah tumpul (obtusus). Karena pada ujung daun membentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90o). Menurut literatur pangkal daun pisang memiliki bentuk yang berlekuk , namun menurut saya pangkal daun pisang adalah runcing (acutus), karena pada ujung daun akan membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90o).
4.    Daun Jarak (Ricinus communis L.)
Klasifikasi tanaman jarak :
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Magnoliophyta
Class               : Magnoliopsida
Ordo               : Euphorbiales
Family             : Euphorbiaceae
Genus              : Ricinus
Spesies            : Ricinus communis L
Tanaman jarak (Ricinus communis L.) mempunyai bentuk daun (circumcriptio) yang membulat (orbicularis), memiliki ujung daun (apex folli) yang runcing (acutus), pangkal daun (basis folli) yang berlekuk (emarginatus), memiliki tepi daun  (margo folli) yang rata (integer), permukaan atas dan bawah daun jarak ialah licin suram . Daun jarak memiliki warna hijau tua dan memiliki pertulangan daun (nervatio) yang menjari (paminervis).
Tanaman jarak merupakan tumbuhan perdu atau pohon kecil. Daun jarak termasuk daun yang tidak lengkap karena hanya memiliki bagian daun yang berupa tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) tanpa adanya pelepah daun (vagina) yang biasanya disebut dengan daun bertangkai.
5.    Daun Widelia (Widelia sp)
Klasifikasi tanaman widelia (Widelia sp)
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Magnoliophyta
Class               : Magnoliopsida
Ordo               : Asteracecae
Genus              : Widelia
Spesies            : Widelia sp.
Tanaman widelia (Widelia sp.) merupakan tanaman yang mempunyai daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Widelia mempunyai bangun daun (circumcriptio) bulat telur (ovatus), ujung daun (apex felli) yang meruncing (acuminatus), pangkal daun (basis folli) yang berlekuk (emerginatus), tepi daun (margo)  yang bergerigi (serratus), daging daunnya seperti kulit/belulang (cortacius), permukaan atas daunnya berbulu kasar (hispidus) dan permukaan bawahnya berbulun (pilosus), warna daun widelia ialah hijau tua, serta memiliki pertulangan daun (nervatio) yang menyirip (pennanervis).
Menurut sumber http://bahayanyabakteri.blogspot.co.id/2010/09 /wedelia-biflora.html. 2010 yang berjudul Widelia biflora, tanaman ini termasuk tanaman yang berdaun tidak lengkap, sebab hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun saja (tidak memiliki pelepah/upih daun). Daunnya berwarna hijau cerah mengkilat, sedikit atau banyak memiliki rambut daun, kadang-kadang terbagi sangat dalam hingga menyerupai daun majemuk, duduk daun berhadapan, jarang tersebar, kebanyakan tanpa daun penumpu, panjang 1,5-6 cm, tanaman ini memiliki daging daun yang tipis dan lunak (herbaceous), dengan tepi daun yang bergerigi (serratus). Dilihat dari toreh pada tepi daun dan susunan tulang-tulang daunnya, tanaman ini dapat dikategorikan tanaman dengan daun berlekuk menyirip (pinnatilous). Bangun daunnya sendiri adalah obovate / obovatus (bulat telur sungsang), namun beberapa jenis ada yang berbentuk oval (ovatusi), dengan ujung  daunnya runcing (acutus).
Ada perbedaann antara literatur dengan pengmatan saya,  menurut literatur daging daun (intervenium) widelia ialah tipis dan lunak. Menurut hasil pengamatan saya, daging daun (intervenium) widelia ialah seperti kulit/belulang (cortacius), karena helaian daunnya teba dan kaku. Kemudian menurut literatur tepi daun (margo folli) widelia adalah bergerigi (serratus), menurut hasil pengamatan saya tepi daun widelia adalah bergerigi ganda(biserratus), sebab tepi daun seperti diatas, tetapi angulusnya cukup besar dan tepinya bergerigi lagi.
6.    Daun Keladi (Colocasia sp.)
Klasifikasi daun keladi (Colocasia sp)
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Magnoliophyta
Class               : Liliopsida
Ordo               : Arales
Family             : Araceae
Genus              : Colocasia
Spesies            : Colocasia sp.
Tumbuhan keladi (Colocasia sp.) memiliki bangun daun (circumcriptio) perisai (pelitatus), ujung daun(apex felli) yang runcing (acutus), pangkal daun (basis folli) yang berlekuk (emarginatus), memiliki tepi daun (margo folli) yang rata (integer), daging daun yang tipis lunak, memiliki permukaan atas dan bawah daun yang licin berselaput lilin, warna daunnya hijau tua, dan pertulangan daunnya menyirip (pennanervis). Daun keladi termasuk daun lengkap karena mempunyai pelepah (vagina), tangkai (petiolus), dan helaian (lamina)
Menurut sumber http://www.slideshare.net/nandoaaa/morfologi-daun/ (2015) yang berjudul Morfologi Tumbuhan, mengatakan bahwa talas pelangi atau keladi adalah tanaman yang kebanyakan hidup di daerah dekat sungai atau tempat yang tergenang air. Keladi memiliki bagian daun berupa pelepah dan helai daun. Tangkai daun keladi adalah tangkai semu yang merupkan pemanjangan darii pelepah daun. Tanaman keladi memiliki daun berbentuk perisai dengan ujung daun meruncing dan pangkal daun membelah. Tepi daun tumbuhan keladi rata hampir bergelombang. Daging daunnya lunak dan tipis. Permukaan atas dan bawah daun keladi licin dan dilapisi liin seperti daun pisang. Keanyakan warna daun keladi adalah hijau. Pertulangan daun tanaman keladi menjari.
Ada perbedaan antara literatur dengan hasil pengamatan saya, yaitu pada ujung daun. Menurut literatur ujung daun (apex felli) keladi adalah meruncing (acuminatus), menurut pengamatan saya ujung daun keladi adalah runcing karena kedua tepi ujung daun di kanan dan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk sudut lancip (lebih kecil dari 90o). perbedaan yang kedua ialah pada pertulangan daun, menurut literatur pertulangan daun keladi adalah menjari. Menurut hasil dari pengamatan saya, pertulangan daun keladi adalah menyirip, Karena mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun.
7.    Daun Mangga (Mangifer indica L.)
Klasifikasi tanaman manga (Mangifera indica L.)
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Spermatophyta
Class               : Magnoliopsida
Ordo               : Sapindales
Family             : Anacardiacea
Genus              : Mangifera
Spesies            : Mangifera indica L.
Berdasarkan dari hasil pengamatan, daun mangga (Mangifer indica L.) merupakan daun tunggal tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun mangga mempunyai bangun daun memanjang, ujung dan pangkal daunnya runcing, memiliki tepi daun yang rata, daging daunnya seperti kulit/belulang, permukaan atas dan bawahnya licin mengkilat, warna daunnya hijau tua dan pertulangan daunnya menyirip.
Menurut http://www.petanihebat.com/2013/10/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-mangga.html (2013) yang berjudul Klasifikasi dan Morfologi Tanaman mangga mengatakan bahwa daun merupakan daun tunggal tidak lengkap, terdiri dari tangkai daun dan lamina, tidak memiliki pelepah daun, tersusun dalam spiral atau spiral rapat, permukaan daun bagian atas dan bawah licin (leavis), pada permukaan atas berwarna hijau muda pada permukaan bawah berwarna hijau tua, bentuk daun jorong, tangkai daun panjang, pangkal daun tumpul (obtusus), ujung daun meruncing (acuminatus), tepi daun berombak (repandus), tulang daun menyirip (penninervis), daging daun tebal dan kaku seperti kulit (coriaceus).
Ada perbedaan antara literatur  dengan hasil pengamatan saya, menurut literatur bangun  daun mangga adalah jorong. Menurut pengamatan saya, bangun daun mangga adalah memanjang, karena perbandingan panjang dan lebarnya adalah 2 ½ - 3 : 1. Perbedaan yang kedua yaitu pada ujunng daun, menurut literatur ujung daun mangga adalah meruncing. Menurut pangamatan saya, ujung daun mangga adalah runcing karena pada ujung daun mangga yang saya amati tepi ujung daun sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip. Titik pertemuan kedua tepi daunnya tidak jauh lebih tinggi seperti ujung daun yang meruncing. Perbedaan yang selanjutnya ialah pada pangkal daun. Menurut literatur pangkal daun mangga adalah tumpul. Menurut pengamatan saya, pangkal daun mangga adalah runcing. Karena pada pangkal daun membentuk suatu sudut lancip bukan membentuk sudut yang tumpul.

VI.    KESIMPULAN  
1.    Daun bambu (Bambusa sp.) memiliki bangun daun lanset, ujung daun runcing, pangkal daun membulat, tepi daun rata, daging daun seperti perkamen, permukaan atas daun berbulu, permukaan bawah daun berbulu kasar, warna daun hijau tua, dan tulang daun sejajar. Daun bambu merupakan daun lengkap.
2.    Daun tebu (Saccharum officinarum) memiliki bangun daun pita, ujung daun runcing, pangkal daun rata, tepi daun rata, daging daun seperti erkamen, permukaan atas berbulu, permukaan bawah berbulu kasar, warna daun hijau muda, dan tulang daun sejajar. Daun tebu merupakan daun tidak lengkap.
3.    Daun pisang (Musa paradisiaca) memiliki bangun daun jorong, ujung daun tumpul, pangkal daun runcing, tepi daun rata, daging daun seperti kertas, permukaan atas daun licin, permukaan bawah daun licin berselaput lilin, warna daun hijau tua, tulang daun menyirip. Daun pisang merupakan daun lengkap.
4.    Daun jarak (Ricium communis L) memiliki bangun daun membulat, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tepi daun bergerigi, daging daun seperti kulit/belulang, permukaan atas dan bawah daun licin suram, warna daun hijau tua, tulang daun menjari. Daun jarak merupakan daun tidak lengkap.
5.    Daun widelia (Widelia sp.) memiliki bangun daun bulat telur, ujung daun runcing, pangkal daun meruncing, tepi daun bergerigi ganda, daging daun seperti kulit/belulang, permukaan atas daun berbulu kasar, permukaan daun berbulu, warna daun hijau muda, tulang daun menyirip. Daun widelia merupakan daun tidak lengkap.
6.    Daun keladi (Colocasia sp.) memiliki bangun daun perisai, ujung daun runcing, pangkal daun berlekuk, tepi daun rata, daging daun tipis lunak, permukaan atas dan bawah daun licin berselaput lilin, warna daun hijau tua, tulang daun menyirip. Daun keladi merupakan daun lengkap.
7.    Daun mangga (Mangifer indica L.) memiliki bangun daun memanjang, ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun rata, daging daun seperti kulit/belulang, permukaan atas dan bawah daun licin mengkilat, warna daun hijau tua, dan tulang daun menyirip. Daun mangga merupakan daun tidak lengkap.


VII.   DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, Sri. 2016. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM

Anonim. 2013. Klasifikasi bambu Bambusa sp. http://menarailmuku.blogspot.co.id/2013/05/klasifikasi-bambu-bambusa-sp.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.

Anonim. 2015. Morfologi daun. http://mhaitaminhoo.blogspot.co.id/2015/06/morfologi -daun.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016

Anonim. 2015. Klasifikasi tanaman tebu. http://www.klasifikasitanaman.com/2015/05/klasifikasi-tanaman-tebu.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016

Anonim. 2015. Klasifikasi dan ciri-ciri morfologi. http://koranternak.blogspot.co.id/2015/10/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016

Anonim. 2010. Morfologi daun pisang. http://imazein-virgo.blogspot.co.id/2010 /12/morfologi-daun-pisang.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016

Anonim. 2012. Jarak kepyar (Riciun communisis). http://www.plantamor.com/. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016

Anonim. 2010. Praktikum Mortum i.  https://www.scribd.com/doc/28235321/praktikum-mortum-i.  Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.

Anonim. 2010. Widelia biflora. http://bahayanyabakteri.blogspot.co.id/2010/09 /wedelia-biflora.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.

Anonim. 2015. Morfologi daun.  http://www.slideshare.net/nandoaaa/morfologi-daun/. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.

Anonim. 2013. Klasifikasi dan morfologi tanaman mangga. http://www.petanihebat.com/2013/10/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-mangga.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.


Anonim b. 2011. http://zulbahrihussin.blogspot.co.id/2011/10/tebu.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.

Anonim c. 2016. http://www.redaksione.com/2016/02/inilah-11-manfaat-menakjubkan-daun.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.

Anonim d. 2016. http://berkhasiat.xyz/tutorial-menghilangkan-luka-memar-dengan-cara-alami/. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.

Anonim e. 2015. http://ninelahiria.blogspot.co.id/2015/03/daun-tunggal-dan-bagian-bagiannya.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.

Anonim f. 2009. https://www.flickr.com/photos/. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.

Anonim g. 2016. http://www.mim-almustajab.sch.id/2012/06/apakah-fungsi-daun-bagi-tumbuhan.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar