Senin, 30 Mei 2016

Laporan Praktikum III Morfologi Tumbuhan



PRAKTIKUM III

Topik
:
Tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun.
Tujuan
:
Mengenal berbagai tata letak daun pada batang, menentukan rumus daun serta menggambar bagan dan diagram daun.
Hari/tanggal
:
Kamis/24 Maret 2016
Tempat
:
Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I.       ALAT DAN BAHAN
A. Alat-alat:
1.  Baki/nampan
2.  Alat tulis
3.  Kamera
B. Bahan:
1.  Ranting Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
2.  Rantinng Alamanda (Allamanda cathartica L.)
3.  Tumbuhan Pandan (Pandanus sp)
4.  Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
5.  Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
6.  Tanaman Tapak dara (Catharanthus roseus)
7.  Tanaman Beluntas (Pulchea indica)

II.      CARA KERJA
1.  Mengamati duduk daun pada ranting, cabang atau batang (tuggal tersebar, tunggal berseling, berhadapan, berseling berhadapan, berkarang, roset batang, roset akar, monospirotik, dan trispirotik)
2.  Menghitung rumus daun: 1/2, 2/5, 3/8, dan seterusnya.
3.  Menggambar bagan dan diagram daun.

III.    TEORI DASAR
Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang atau cabangnya, ada kalanya daun-daun berjejal-jejal pada suatu bagaian batang, yaitu pada pangkal atau bagian ujungnya. Umumnya daun-daun pada batang terpisah pada batang dengan suatu jarak yang nyata. Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis-garis spiral tadi mengelilingi batang  kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, juga dinamakan rumus daun atau disvergensi.
Pecahan  selanjutnya dapat menunjukkan sudut antara dua daun berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar. Jarak antara kedua daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah , yang disebut sudut disevergensi, ternyata didapati pecahan  dapat terdiri dari pecahan 1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21, dan seterusnya. Untuk menjelaskan tata letak daun, dapat dilakukan dengan membuat bagan tata letak daun dan diagram tata letak daunnya.
A. Bagan Tata Letak daun
Untuk membuat bagan tata letak daun, batang tumbuhan digambar sebagai silinder dan daunnya digambar membujur ortostik-ortostiknya, demikian pula pada buku-buku batangnya.
B. Diagram Tata Letak daun
Untuk membuat diagram tata letak daun, batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut memanjang, dengan buku-bukunya sebagai lingkaran-lingkaran sempurna. Jika diproyeksikan pada bidang datar, maka buku-buku tersebut akan menjadi lingkaran-lingkaran yang konsentris dan puncak kerucut akan menjadi titik pusat lingkaran-lingkaran tadi.
C. Spirostik dan Parastik
Pada suatu tumbuhan, garis-garis ortostik yang biasanya tampak lurus ke atas, dapat mengalami perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh macam-macam faktor. Perubahan sangat karakteristik ialah ortostik menjadi garis-garis spiral yang tampak melingkar pada batang pula. Dalam keadaan yang demikian, spiral genetik sukar ditentukan dan tampaknya tata letak daun pada batang mengikuti garis spiral tadi, yang diberi nama lain spirostik.
Bagian tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat, daun-daunnya seakan-akan mengikuti garis-garis spiral ke kiri atau ke kanan. Garis spiral dengan arah putaran ke kiri dan ke kanan menghubungkan daun-daun yang menurut ke arah kesamping (mendatar horizontal) mempunyai jarak terdekat. Setiap daun mempunyai tetangga yang terdekat, satu ke kiri dan satunya ke kanan. Dari sudut situ pula tampak ada spiral ke kiri dan ke kanan. garis-garis itu disebut parastik.

IV.    HASIL PENGAMATAN
No
Nama Spesies
Tata Letak Daun
Rumus daun
1.
Hibiscus rosa-sinensis
Tersebar
2/5
2.
Allamanda cathartica L.
Berkarang
-
3.
Pandanus sp
Spirostik
-
4.
Amaranthus spinosus L.
Tersebar
2/5
5.
Carica papaya L.
Tersebar
3/8
6.
Catharanthus roseus L.
Berhadapan bersilang
-
7.
Pulchea indica
Berseling
1/2
8.
Ochthocharis bomensis
Berhadapan
-
9.
Psidium guajava
Berkarang
-
10.
Lophopetalum javanicum
Berseling
1/2
11.
Ipomea aquatic
Tersebar
2/5
12.
Mangifera indica L.
Tersebar
2/5

V.      ANANLISIS DATA
1.    Ranting Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Klasifikasi tanaman Kembang sepatu:
Kingdom      : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta
Classis          : Magnoliopsida
Ordo             : Malvales
Family          : Malvaceae
Genus           : Hibiscus
Spesies          : Hibiscus rosa-sinensis L.
(Sumber
:
Berdasarkan hasil pengamatan daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) merupakan daun tidak lengkap karena mempunyai tangkai daun, helaian daun dan tidak mempunyai pelepah daun. Tanaman kembang sepatu ini mempunyai tata letak daun yang tersebar, setiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun. Tanaman ini mempunai rumus daun 2/5, yaitu pada perhitungan jumlah putaran untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan menghasilkan 2 putaran, dan jumlah daun yang dilewati ada 5 daun.
Daun, bunga, dan akar kembang sepatu mengandung flavodia. Disamping itu daunnya juga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C. Daun kembang sepatu berkhasiat sebagai obat demam pada anak, obat batuk, dan obat sriawan.
Tanaman kembang sepatu ini tumbuh sebagai tanaman perdu. Susunan tubuh terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Tanaman kembang sepatu mempunyai  sistem perakaran akar tunggang.  Batangnya bulat, berkayu, keras, dan berdiameter kurang lebih 9 cm. termasuk daun tunggal, mempunyai tepi beringgit, ujung daun yang runcing, dan pangkal daun yang tumpul. Daunnya memiliki panjang 10-16 cm dan lebarnya 5-11 cm berwarna hijau muda dan hijau tua. Bunganya berbentuk terompet, diketiak daun berwarna hijau kekuning-kuningan, mahkota terdiri dari 15-20 mahkota, berwarna merah, memiliki benang sari dalam jumlah banyak, tangkai sarinya berwana merah, kepala sari berwarna uning, dan putik berbentuk seperti tabung berwarna merah. Buahnya kecil lonjong berdiameter kurang lebih 4 mm berwarna putih ketika masih muda dan berwana coklat setelah tua. Bijinya pipih dan berwarna putih.
Tata letak daun kembang sepatu adalah tunggal tersebar (folia sparsa). Dikatakan tunggal karena pada tiap-tiap buku-buku batang kembang sepatu terlihat hanya terdapat satu daun saja. Untuk mengetahui rumus daun kembang sepatu diambillah satu daun sebagai titk tolak, bergerak mengikuti garis yang menuju ke titik duduk daun pada buku-buku batang diatasnya dengan mengambil jarak terpendek, demikian seterusnya hingga sampai pada daun yang letaknya tepat pada garis vertikal (sejajar) di atas daun pertama yang dipakai sebagai titik tolak. Ada 5 daun yang dilewati dari titik tolak sampai daun yang sejajar itu, tanpa menghitung daun titik tolak dan menghitung daun yang sejajar. Juga telah dua kali mengelilingi batang kembang sepatu hingga mencapai daun yang sejajar tadi.
Jadi untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang 2 kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah 5 daun, maka perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan 2/5, itulah rumus daun divergensinya. Dari rumus tersebut dapat kita cari sudut divergensinya, yaitu jarak sudut antara dua daun berturut-turut. Sudut divergensinya dapat dicari dengan rumus :


Text Box: Sudut divergensi: 2/5 ×360°=144°
 




2.    Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Klasifikasi tanaman Alamanda:
Kingdom      : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta
Classis          : Magnoliopsida
Ordo             : Gentinales
Family          : Apocynaceae
Genus           : Allamanda
Spesies          : Allamanda cathartica L.
(Sumber
:
Dari hasil pengamatan pada ranting alamanda (Allamanda cathartica L.), diketahui bahwa pada tiap-tiap buku batang terdapat lebih dari dua daun, hal ini disebut tata letak daun berkarang. Tata letak daun yang berkarang tidak dapat ditentukan rumus daunnya.
Daun alamanda (Allamanda cathartica L.) merupakan daun yang memiliki tata letak daun berkarang (Folio verticillata), struktur batang merupakan pohon berkayu keras penampangnya bulat, bercabang dan beranting banyak. Sehingga bila tanaman ini dibiarkan tumbuh alami dapat mencapai ketinggian 15 meter. Pada bagian batang, cabang, maupun ranting terdapat duri-duri (spina) yang digunakan  sebagai alat pemanjat. Tanaman ini bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun). Batangnya yang sudah tua akan berwarna cokelat karena pembentukan kayu, sementara tunas mudanya berwarna hijau. Daunnya memiliki bentuk yang meruncing diujung dengan permukaan yang kasar. Daun alamanda memiliki panjang 6-16 cm. Selain itu daun alamanda pada umumnya berkumpul sebanyak 3 atau 4 helai. Bunga alamanda berwarna kuning dan berbentuk seperti terompetdengan ukuran diameter 5-7 cm.
3.    Tanaman Pandan (Pandanus sp)
Klasifikasi tanaman Pandan:
Kingdom
:
Plantae
Divisio
:
Magnoliophyta
Classis
:
Magnoliopsida
Ordo
:
Pandanales
Family
:
Pandanaceae
Genus
:
Pandanus
Spesies
:
Pandanus sp.
(Sumber
:
http://tugasirfans.blogspot.co.id/2013/09/klasifikasi-daun-pandan.html. (2013)

Tumbuhan pandan (Pandanus sp.) memiliki tata letak daun yang mengikuti garis-garis ortostik yang mengalami perubahan menjadi garis spiral yang melingkari batang. Hal ini juga dapat terjadi karena pertumbuhan batang tidak lurus tetapi memutar. Oleh sebab itu, ortostiknya ikut memutar yang disebut spirostik. Tanaman pandan juga tidak dapat ditentukan rumus daunnya. Morfologi daun pandan yaitu memiliki ujung berbentuk segitiga lancip, tepi daun dan lapisan bawah ibu tulang daun berduri tempel (emergensia), dan daun berbentuk pita yang berpelepah.
4 .   Tanaman Bayam (Amaranthus spinosus L.)
Klasifikasi daun bayam:
Kingdom
:
Plantae
Divisio
:
Magnoliophyta
Classis
:
Magnoliopsida
Ordo
:
Caryophyllales
Family
:
Amaranthaceae
Genus
:
Amaranthus
Spesies
:
Amaranthus spinosus L.
(Sumber
:
Daun bayam merupakan daun tunggal dan pada tiap-tipa buku-buku batang bayam terlihat hanya terdapat satu daun saja. Sehingg atat letak daun bayam adalah tunggal tersebar (folia soarsa). Untuk mengetahui rumus daun bayam diambillah satu daun sebagai titik tolak, bergerak mengikuti garis yang menuju ketitik duduk daun pada buku-buku batang di atasnya dengan mengambil jarak terpendek, demikian seterusnya hingga sampai pada daun yang letaknya tepoat pada garis vertikal (sejajar) di atas daun pertama yang dipakai sebagai titik tolak. Ada 5 daun yang dilewati dari titik tolak sampai daun yang sejajar itu, tanpa menghitung daun titik tolak dan menghitung daun yang sejajar. Dan telah dua kali mengelilingi batang bayam hingga mencapai daun yang sejajar tadi.
Jadi untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang sebanyak dua kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah lima buah daun, maka perbndingan kedua bilangan tadi merupakan pecahan 2/5, itulah rumus daun bayam. Dari rumus tersebut dapat kita cari sudut divergensinya, yaitu jarak sudut antara dua daun berturut-turut. Sudut divergensinya dapat dicari dengan rumus :


Text Box: Sudut divergensi: 2/5 ×360°=144°
 




5.    Tanamn Pepaya (Carica papaya L.)
Klasifikasi tanaman papaya:
Kingdom
:
Plantae
Divisio
:
Magnoliophyta
Clasiss
;
Magnoliopsida
Ordo
:
Violales
Family
:
Caricaceae
Genus
:
Carica
Spesies
:
Carica papaya L.
(Sumber
:
Daun pepaya merupakan daun tunggal dan pada tiap-tiap buku-buku batang pepaya terlihat hanya terdapat satu daun saja, sehingga tata letak daun pepaya adalah tunggal tersebar (folia sparsa). Untuk mengetahui rumus daun bayam diambillah satu daun sebagai titik tolak, bergerak mengikuti garis yang menuju ke titik duduk daun pada buku-buku batang di atasnya dengan mengambil jarak terpendek, demikian seterusnya hingga sampai pada daun yang letaknya tepat pada garis vertikal (sejajar) di atas daun pertama yang dipakai sebagai titik tolak. Ada 8 daun yang dilewati dari titk tolak sampai daun yang sejajar itu, tanpa menghitung daun titik tolak dan menghitung daun yang sejajar. Dan telah tiga kali mengelilingi batang papaya hingga mencapai daun yang sejajar itu.
Jadi untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi  batang 3 kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah 8 daun, maka perbandingan kedua bilangan tadi merupakan pecahan 3/8, itulah rumus daun pepaya. Dari rumus tersebut dapat dicari sudut divergensinya. Sudut divergensinya dapat dicari dengan rumus :


Text Box: Sudut divergensi: 3/8 ×360°=135°
 




6.    Tanaman Tapak Dara (Catharanthus roseus L.)
Klasifikasi tanaman Tapak Dara:
Kingdom
:
Plantae
Divisio
:
Tracheophyta
Clasiss
:
Magnoliopsida
Ordo
:
Gentianales
Family
:
Apocynaceae
Genus
:
Catharanthus
Spesies
:
Catharanthus roseus L.
(Sumber
:
Daun hasil pengamatan diketahui bahwa  tanaman tapak dara memiliki daun yang berpasangan dan berhadapan (bersilang) pada tiap-tiap buku-buku yang sama. Artinya dalam satu buku-buku terdapat 2 daun yang berhadapan dan pada buku-buku di atasnya juga terdapat 2 daun yang saling berhadapan pada tiap 1 buku-buku namun dalam posisi yang berbeda. Sehingga jika dilihat daun tapak dara memiliki susunan daun yang saling berhadapan dan bersilang. Susunana tanaman tapak dara ini tidak memiliki rumus tata letak daun.
Tanaman tapak dara merupakan tanaman perdu yang dapat tumbuh hingga ketinggian 1 meter. Memiliki sisitem perakaran serabut. Batangnya berbentuk bulat dan bagian pangkalnya berkayu. Panjang daunnya sekitar 2-6 cm dan lebar 1-3 cm, bangun daunnya jorong, ujung daunnya runcing, pangkal daunnya meruncing, dan tepi daunnya rata.


7.    Tanaman Beluntas (Pulchea indica)
Klasifikasi tanaman Beluntas:
Kingdom
:
Plantae
Division
:
Magnoliophyta
Clasiss
;
Magnoliopsida
Ordo
:
Asterales
Family
:
Asteraceae
Genus
:
Pulchea
Spesies
:
Pulchea indica
(Sumber
:
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa tanaman beluntas memiliki susunan letak tata daun berseling, karena pada buku batang ditumbuhi oleh satu daun dan posisi daun terletak pada dua sisi batang. Untuk mengtahui rumus daun beluntas diambillah satu daun sebagai titik tolak bergerak mengikuti garis yang menuju ke titik duduk pada buku-buku batang di atasnya dengan mengambil jarak terpendek. Demikian seterusnya hingga sampai pada daun yang letaknya tepat pada garis vertikal (sejajar) di atas daun pertama yang dipakai sebagai titik tolak. Ada 2 daun yang dilewati dari titik tolak sampai daun yang sejajar itu, tanpa menghitung daun titik tolak dan menghitung daun yang sejajar. Dan sekali mengelilingi batang beluntas hingga mencapai daun yang sejajar itu.
Text Box: Sudut divergensi: 1/2 ×360°=180°Jadi untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi sekali mengelilingi batang dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah 2 daun, maka perbandingan kedua bilangan tadi merupakan pecahan 1/2, itulah rumus daun beluntas. Dari rumus tersebut dapat dicari sudut divergensinya. . Sudut divergensinya dapat dicari dengan rumus :






VI.    KESIMPULAN
1.    Ranting kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), tumbuhan bayam  (Amaranthus spinosus L.), dan tumbuhan pepaya (Carica papaya L.) memiliki tata letak daun tersebar. Rumus daun untuk ranting kembang sepatu dan tumbuhan bayam adalah 2/5, sedangkan rumus daun untuk tanaman pepaya adalah 3/8.
2.    Tanaman beluntas memiliki tata letak daun berseling dan memiliki rumus daun 1/2.
3.    ranting alamanda (Allamanda cathartica L.) memiliki tata letak daun berkarang, tumbuhan pandan (Pandanus sp) memiliki letak tata daun spirostik, dan tumbuihan tapak dara (Catharanthus roseus L.) memiliki tata letak daun berhadapan bersilang. Sehingga ketiga daun tersebut tidak dapat ditentukan rumus daunnya.

VII.   DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, Sri. 2016. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM.

Anonim. 2013. Pengaruh Ekstrak Daun Beluntas (Pulchea indica L.) terhadap Larva Nyamuk Culex Quinquefasciatus Say. Diakses melalui http://e-journal.uajy.ac.id/918/. Pada tanggal 30 Maret 2016.

Anonim. 2014. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Diakses melalui http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=217. Pada tanggal 30 Maret 2016

Anonim. 2014. Klasifikasi tanaman bunga allamanda. Diakses melalui http://www.klasifikasitanaman.com/2014/08/klasifikasi-tanaman-bunga-allamanda.html. Pada tanggal 30 Maret 2016.


Anonim. 2013. Klasifikasi daun pandan. Diakses melalui http://tugasirfans.blogspot.co.id/2013/09/klasifikasi-daun-pandan.html. Pada tanggal 30 Maret 2016

Anonim. 2013. Klasifikasi dan morfologi tanaman papaya. Diakses melalui http://www.petanihebat.com/2013/12/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-pepaya.html. Pada tanggal 30 Maret 2016

Anonim. 2015. Klasifikasi dan morfologi tapak dara. Diakses melalui http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-morfologi-tapak-dara/. Pada tanggal 30 Maret 2016.

Anonim a. 2012. Tanaman herbal Indonesia. Diakses melalui http://newherbalsehatdanhalal.blogspot.co.id/2012/12/khasiat-tanaman-herbal-indonesia-part.html. Pada tanggal 30 Maret 2016.

Anonim b. 2014. Bunga Alamanda (Allamanda cathartica). Diakses melalui http://gambargambarbunga.com/category/bunga-alamanda-allamanda-cathartica. Pada tanggal 30 Maret 2016.

Anonim c. 2014. Tanaman Pandan. diakses melalui http://www.petanihebat.com/2014/07/tanaman-pandan.html. Pada tanggal 30 Maret 2016.

Anonim d. 2013. Tanaman obat bayam duri, bawang putih, merah, bangle. Diakses melalui http://mbandrek.blogspot.co.id/2013/06/tanaman-obatbayam-duribawang.html. Pada tanggal 30 Maret 2016.

Anonim e. 2016. Banyak manfaat dari daun pepaya. Diakses melalui http://bandung.merdeka.com/gaya-hidup/banyak-manfaat-dari-daun-pepaya-160205a.html. Pada tanggal 30 Maret 2016.

Anonim f. 2015. Manfaat tapak dara untuk kesehatan. Diakses melalui http://novehasanah.blogspot.co.id/2015/01/manfaat-tapak-dara-untuk-kesehatan.html. Pada tanggal 30 Maret 2016.

Anonim g. 2013. Manfaat daun beluntas bagi kesehatan. Diakses melalui http://www.tanamanobat.net/manfaat-daun-beluntas-bagi-kesehatan/. Pada tanggal 30 Maret 2016.

Kurniawan, fredi. 2015. Klasifikasi dan morfologi tanaman bayam. Diakses melalui http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-bayam/. Pada tanggal 30 maret 2016

Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar