PRAKTIKUM III
Topik
|
:
|
Tata letak daun, rumus daun, dan
diagram daun.
|
Tujuan
|
:
|
Mengenal berbagai tata letak daun pada
batang, menentukan rumus daun serta menggambar bagan dan diagram daun.
|
Hari/tanggal
|
:
|
Kamis/24 Maret 2016
|
Tempat
|
:
|
Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM
Banjarmasin
|
I. ALAT
DAN BAHAN
A. Alat-alat:
1. Baki/nampan
2. Alat tulis
3. Kamera
B. Bahan:
1. Ranting Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
2. Rantinng Alamanda (Allamanda cathartica L.)
3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp)
4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
6. Tanaman Tapak dara (Catharanthus roseus)
7. Tanaman Beluntas (Pulchea indica)
II. CARA
KERJA
1. Mengamati duduk daun pada ranting, cabang atau
batang (tuggal tersebar, tunggal berseling, berhadapan, berseling berhadapan,
berkarang, roset batang, roset akar, monospirotik, dan trispirotik)
2. Menghitung rumus daun: 1/2, 2/5, 3/8, dan
seterusnya.
3. Menggambar bagan dan diagram daun.
III. TEORI
DASAR
Daun-daun pada suatu
tumbuhan biasanya terdapat pada batang atau cabangnya, ada kalanya daun-daun
berjejal-jejal pada suatu bagaian batang, yaitu pada pangkal atau bagian
ujungnya. Umumnya daun-daun pada batang terpisah pada batang dengan suatu jarak
yang nyata. Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan
garis-garis spiral tadi mengelilingi batang
kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu
adalah b, juga dinamakan rumus daun
atau disvergensi.

Pecahan
selanjutnya dapat menunjukkan sudut antara dua
daun berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar. Jarak antara kedua
daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah
,
yang disebut sudut disevergensi, ternyata didapati pecahan
dapat terdiri dari pecahan 1/2, 1/3, 2/5, 3/8,
5/13, 8/21, dan seterusnya. Untuk menjelaskan tata letak daun, dapat dilakukan
dengan membuat bagan tata letak daun dan diagram tata letak daunnya.



A. Bagan Tata Letak daun
Untuk membuat bagan
tata letak daun, batang tumbuhan digambar sebagai silinder dan daunnya digambar
membujur ortostik-ortostiknya, demikian pula pada buku-buku batangnya.
B. Diagram Tata Letak daun
Untuk membuat diagram
tata letak daun, batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut memanjang,
dengan buku-bukunya sebagai lingkaran-lingkaran sempurna. Jika diproyeksikan
pada bidang datar, maka buku-buku tersebut akan menjadi lingkaran-lingkaran
yang konsentris dan puncak kerucut akan menjadi titik pusat lingkaran-lingkaran
tadi.
C. Spirostik dan Parastik
Pada suatu tumbuhan,
garis-garis ortostik yang biasanya tampak lurus ke atas, dapat mengalami
perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh macam-macam faktor. Perubahan
sangat karakteristik ialah ortostik menjadi garis-garis spiral yang tampak
melingkar pada batang pula. Dalam keadaan yang demikian, spiral genetik sukar
ditentukan dan tampaknya tata letak daun pada batang mengikuti garis spiral
tadi, yang diberi nama lain spirostik.
Bagian tumbuhan yang
letak daunnya cukup rapat, daun-daunnya seakan-akan mengikuti garis-garis
spiral ke kiri atau ke kanan. Garis spiral dengan arah putaran ke kiri dan ke
kanan menghubungkan daun-daun yang menurut ke arah kesamping (mendatar
horizontal) mempunyai jarak terdekat. Setiap daun mempunyai tetangga yang
terdekat, satu ke kiri dan satunya ke kanan. Dari sudut situ pula tampak ada
spiral ke kiri dan ke kanan. garis-garis itu disebut parastik.
IV. HASIL
PENGAMATAN
No
|
Nama Spesies
|
Tata Letak Daun
|
Rumus daun
|
1.
|
Hibiscus
rosa-sinensis
|
Tersebar
|
2/5
|
2.
|
Allamanda
cathartica L.
|
Berkarang
|
-
|
3.
|
Pandanus sp
|
Spirostik
|
-
|
4.
|
Amaranthus
spinosus L.
|
Tersebar
|
2/5
|
5.
|
Carica papaya L.
|
Tersebar
|
3/8
|
6.
|
Catharanthus roseus L.
|
Berhadapan bersilang
|
-
|
7.
|
Pulchea indica
|
Berseling
|
1/2
|
8.
|
Ochthocharis
bomensis
|
Berhadapan
|
-
|
9.
|
Psidium
guajava
|
Berkarang
|
-
|
10.
|
Lophopetalum
javanicum
|
Berseling
|
1/2
|
11.
|
Ipomea aquatic
|
Tersebar
|
2/5
|
12.
|
Mangifera
indica L.
|
Tersebar
|
2/5
|
V. ANANLISIS
DATA
1. Ranting Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Klasifikasi tanaman Kembang sepatu:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus
rosa-sinensis L.
(Sumber
|
:
|
Berdasarkan hasil
pengamatan daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L.) merupakan daun tidak lengkap karena mempunyai tangkai
daun, helaian daun dan tidak mempunyai pelepah daun. Tanaman kembang sepatu ini
mempunyai tata letak daun yang tersebar, setiap buku-buku batang hanya terdapat
satu daun. Tanaman ini mempunai rumus daun 2/5, yaitu pada perhitungan jumlah
putaran untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan menghasilkan
2 putaran, dan jumlah daun yang dilewati ada 5 daun.
Daun, bunga, dan akar
kembang sepatu mengandung flavodia. Disamping itu daunnya juga mengandung
polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A,
dan cleomiscosin C. Daun kembang sepatu berkhasiat sebagai obat demam pada
anak, obat batuk, dan obat sriawan.
Tanaman kembang sepatu
ini tumbuh sebagai tanaman perdu. Susunan tubuh terdiri atas akar, batang,
daun, bunga, buah, dan biji. Tanaman kembang sepatu mempunyai sistem perakaran akar tunggang. Batangnya bulat, berkayu, keras, dan
berdiameter kurang lebih 9 cm. termasuk daun tunggal, mempunyai tepi beringgit,
ujung daun yang runcing, dan pangkal daun yang tumpul. Daunnya memiliki panjang
10-16 cm dan lebarnya 5-11 cm berwarna hijau muda dan hijau tua. Bunganya
berbentuk terompet, diketiak daun berwarna hijau kekuning-kuningan, mahkota
terdiri dari 15-20 mahkota, berwarna merah, memiliki benang sari dalam jumlah
banyak, tangkai sarinya berwana merah, kepala sari berwarna uning, dan putik
berbentuk seperti tabung berwarna merah. Buahnya kecil lonjong berdiameter
kurang lebih 4 mm berwarna putih ketika masih muda dan berwana coklat setelah
tua. Bijinya pipih dan berwarna putih.
Tata letak daun kembang
sepatu adalah tunggal tersebar (folia
sparsa). Dikatakan tunggal karena pada tiap-tiap buku-buku batang kembang
sepatu terlihat hanya terdapat satu daun saja. Untuk mengetahui rumus daun
kembang sepatu diambillah satu daun sebagai titk tolak, bergerak mengikuti
garis yang menuju ke titik duduk daun pada buku-buku batang diatasnya dengan
mengambil jarak terpendek, demikian seterusnya hingga sampai pada daun yang
letaknya tepat pada garis vertikal (sejajar) di atas daun pertama yang dipakai
sebagai titik tolak. Ada 5 daun yang dilewati dari titik tolak sampai daun yang
sejajar itu, tanpa menghitung daun titik tolak dan menghitung daun yang sejajar.
Juga telah dua kali mengelilingi batang kembang sepatu hingga mencapai daun
yang sejajar tadi.
Jadi untuk mencapai
daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi
batang 2 kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah 5 daun, maka
perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan 2/5, itulah rumus daun
divergensinya. Dari rumus tersebut dapat kita cari sudut divergensinya, yaitu
jarak sudut antara dua daun berturut-turut. Sudut divergensinya dapat dicari
dengan rumus :
![]() |
2. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Klasifikasi tanaman Alamanda:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Gentinales
Family : Apocynaceae
Genus : Allamanda
Spesies : Allamanda
cathartica L.
(Sumber
|
:
|
Dari
hasil pengamatan pada ranting alamanda (Allamanda
cathartica L.), diketahui bahwa pada tiap-tiap buku batang terdapat lebih
dari dua daun, hal ini disebut tata letak daun berkarang. Tata letak daun yang
berkarang tidak dapat ditentukan rumus daunnya.
Daun
alamanda (Allamanda cathartica L.) merupakan
daun yang memiliki tata letak daun berkarang (Folio verticillata), struktur batang merupakan pohon berkayu keras
penampangnya bulat, bercabang dan beranting banyak. Sehingga bila tanaman ini
dibiarkan tumbuh alami dapat mencapai ketinggian 15 meter. Pada bagian batang,
cabang, maupun ranting terdapat duri-duri (spina)
yang digunakan sebagai alat pemanjat.
Tanaman ini bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun). Batangnya yang sudah
tua akan berwarna cokelat karena pembentukan kayu, sementara tunas mudanya
berwarna hijau. Daunnya memiliki bentuk yang meruncing diujung dengan permukaan
yang kasar. Daun alamanda memiliki panjang 6-16 cm. Selain itu daun alamanda
pada umumnya berkumpul sebanyak 3 atau 4 helai. Bunga alamanda berwarna kuning
dan berbentuk seperti terompetdengan ukuran diameter 5-7 cm.
3. Tanaman Pandan (Pandanus sp)
Klasifikasi tanaman
Pandan:
Kingdom
|
:
|
Plantae
|
Divisio
|
:
|
Magnoliophyta
|
Classis
|
:
|
Magnoliopsida
|
Ordo
|
:
|
Pandanales
|
Family
|
:
|
Pandanaceae
|
Genus
|
:
|
Pandanus
|
Spesies
|
:
|
Pandanus
sp.
|
(Sumber
|
:
|
http://tugasirfans.blogspot.co.id/2013/09/klasifikasi-daun-pandan.html.
(2013)
|
Tumbuhan
pandan (Pandanus sp.) memiliki tata
letak daun yang mengikuti garis-garis ortostik yang mengalami perubahan menjadi
garis spiral yang melingkari batang. Hal ini juga dapat terjadi karena
pertumbuhan batang tidak lurus tetapi memutar. Oleh sebab itu, ortostiknya ikut
memutar yang disebut spirostik. Tanaman pandan juga tidak dapat ditentukan
rumus daunnya. Morfologi daun pandan yaitu memiliki ujung berbentuk segitiga lancip,
tepi daun dan lapisan bawah ibu tulang daun berduri tempel (emergensia), dan daun berbentuk pita
yang berpelepah.
4
. Tanaman Bayam (Amaranthus spinosus L.)
Klasifikasi daun bayam:
Kingdom
|
:
|
Plantae
|
Divisio
|
:
|
Magnoliophyta
|
Classis
|
:
|
Magnoliopsida
|
Ordo
|
:
|
Caryophyllales
|
Family
|
:
|
Amaranthaceae
|
Genus
|
:
|
Amaranthus
|
Spesies
|
:
|
Amaranthus
spinosus L.
|
(Sumber
|
:
|
Daun
bayam merupakan daun tunggal dan pada tiap-tipa buku-buku batang bayam terlihat
hanya terdapat satu daun saja. Sehingg atat letak daun bayam adalah tunggal
tersebar (folia soarsa). Untuk
mengetahui rumus daun bayam diambillah satu daun sebagai titik tolak, bergerak
mengikuti garis yang menuju ketitik duduk daun pada buku-buku batang di atasnya
dengan mengambil jarak terpendek, demikian seterusnya hingga sampai pada daun
yang letaknya tepoat pada garis vertikal (sejajar) di atas daun pertama yang
dipakai sebagai titik tolak. Ada 5 daun yang dilewati dari titik tolak sampai
daun yang sejajar itu, tanpa menghitung daun titik tolak dan menghitung daun
yang sejajar. Dan telah dua kali mengelilingi batang bayam hingga mencapai daun
yang sejajar tadi.
Jadi untuk mencapai
daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi
batang sebanyak dua kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah lima
buah daun, maka perbndingan kedua bilangan tadi merupakan pecahan 2/5, itulah
rumus daun bayam. Dari rumus tersebut dapat kita cari sudut divergensinya,
yaitu jarak sudut antara dua daun berturut-turut. Sudut divergensinya dapat
dicari dengan rumus :
![]() |
5. Tanamn Pepaya (Carica papaya L.)
Klasifikasi tanaman
papaya:
Kingdom
|
:
|
Plantae
|
Divisio
|
:
|
Magnoliophyta
|
Clasiss
|
;
|
Magnoliopsida
|
Ordo
|
:
|
Violales
|
Family
|
:
|
Caricaceae
|
Genus
|
:
|
Carica
|
Spesies
|
:
|
Carica
papaya L.
|
(Sumber
|
:
|
Daun
pepaya merupakan daun tunggal dan pada tiap-tiap buku-buku batang pepaya
terlihat hanya terdapat satu daun saja, sehingga tata letak daun pepaya adalah
tunggal tersebar (folia sparsa).
Untuk mengetahui rumus daun bayam diambillah satu daun sebagai titik tolak,
bergerak mengikuti garis yang menuju ke titik duduk daun pada buku-buku batang
di atasnya dengan mengambil jarak terpendek, demikian seterusnya hingga sampai
pada daun yang letaknya tepat pada garis vertikal (sejajar) di atas daun
pertama yang dipakai sebagai titik tolak. Ada 8 daun yang dilewati dari titk
tolak sampai daun yang sejajar itu, tanpa menghitung daun titik tolak dan
menghitung daun yang sejajar. Dan telah tiga kali mengelilingi batang papaya
hingga mencapai daun yang sejajar itu.
Jadi
untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi
mengelilingi batang 3 kali, dan jumlah
daun yang dilewati selama itu adalah 8 daun, maka perbandingan kedua bilangan
tadi merupakan pecahan 3/8, itulah rumus daun pepaya. Dari rumus tersebut dapat
dicari sudut divergensinya. Sudut divergensinya dapat dicari dengan rumus :
![]() |
6. Tanaman Tapak Dara (Catharanthus roseus L.)
Klasifikasi tanaman
Tapak Dara:
Kingdom
|
:
|
Plantae
|
Divisio
|
:
|
Tracheophyta
|
Clasiss
|
:
|
Magnoliopsida
|
Ordo
|
:
|
Gentianales
|
Family
|
:
|
Apocynaceae
|
Genus
|
:
|
Catharanthus
|
Spesies
|
:
|
Catharanthus
roseus L.
|
(Sumber
|
:
|
Daun
hasil pengamatan diketahui bahwa tanaman
tapak dara memiliki daun yang berpasangan dan berhadapan (bersilang) pada
tiap-tiap buku-buku yang sama. Artinya dalam satu buku-buku terdapat 2 daun
yang berhadapan dan pada buku-buku di atasnya juga terdapat 2 daun yang saling
berhadapan pada tiap 1 buku-buku namun dalam posisi yang berbeda. Sehingga jika
dilihat daun tapak dara memiliki susunan daun yang saling berhadapan dan
bersilang. Susunana tanaman tapak dara ini tidak memiliki rumus tata letak
daun.
Tanaman
tapak dara merupakan tanaman perdu yang dapat tumbuh hingga ketinggian 1 meter.
Memiliki sisitem perakaran serabut. Batangnya berbentuk bulat dan bagian
pangkalnya berkayu. Panjang daunnya sekitar 2-6 cm dan lebar 1-3 cm, bangun
daunnya jorong, ujung daunnya runcing, pangkal daunnya meruncing, dan tepi
daunnya rata.
7. Tanaman Beluntas (Pulchea indica)
Klasifikasi tanaman
Beluntas:
Kingdom
|
:
|
Plantae
|
Division
|
:
|
Magnoliophyta
|
Clasiss
|
;
|
Magnoliopsida
|
Ordo
|
:
|
Asterales
|
Family
|
:
|
Asteraceae
|
Genus
|
:
|
Pulchea
|
Spesies
|
:
|
Pulchea
indica
|
(Sumber
|
:
|
Dari
hasil pengamatan diketahui bahwa tanaman beluntas memiliki susunan letak tata
daun berseling, karena pada buku batang ditumbuhi oleh satu daun dan posisi
daun terletak pada dua sisi batang. Untuk mengtahui rumus daun beluntas
diambillah satu daun sebagai titik tolak bergerak mengikuti garis yang menuju
ke titik duduk pada buku-buku batang di atasnya dengan mengambil jarak
terpendek. Demikian seterusnya hingga sampai pada daun yang letaknya tepat pada
garis vertikal (sejajar) di atas daun pertama yang dipakai sebagai titik tolak.
Ada 2 daun yang dilewati dari titik tolak sampai daun yang sejajar itu, tanpa
menghitung daun titik tolak dan menghitung daun yang sejajar. Dan sekali
mengelilingi batang beluntas hingga mencapai daun yang sejajar itu.

VI. KESIMPULAN
1. Ranting kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), tumbuhan bayam (Amaranthus
spinosus L.), dan tumbuhan pepaya (Carica
papaya L.) memiliki tata letak daun tersebar. Rumus daun untuk ranting
kembang sepatu dan tumbuhan bayam adalah 2/5, sedangkan rumus daun untuk
tanaman pepaya adalah 3/8.
2. Tanaman beluntas memiliki tata letak daun
berseling dan memiliki rumus daun 1/2.
3. ranting alamanda (Allamanda cathartica L.) memiliki tata letak daun berkarang,
tumbuhan pandan (Pandanus sp)
memiliki letak tata daun spirostik, dan tumbuihan tapak dara (Catharanthus roseus L.) memiliki tata
letak daun berhadapan bersilang. Sehingga ketiga daun tersebut tidak dapat
ditentukan rumus daunnya.
VII. DAFTAR
PUSTAKA
Amintarti, Sri. 2016. Penuntun
Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM.
Anonim. 2013. Pengaruh Ekstrak Daun Beluntas (Pulchea indica L.)
terhadap Larva Nyamuk Culex Quinquefasciatus Say. Diakses melalui
http://e-journal.uajy.ac.id/918/. Pada tanggal 30 Maret 2016.
Anonim. 2014. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Diakses melalui
http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=217. Pada tanggal 30 Maret 2016
Anonim. 2014. Klasifikasi tanaman bunga allamanda. Diakses melalui
http://www.klasifikasitanaman.com/2014/08/klasifikasi-tanaman-bunga-allamanda.html.
Pada tanggal 30 Maret 2016.
Anonim. 2013. Klasifikasi daun pandan. Diakses melalui
http://tugasirfans.blogspot.co.id/2013/09/klasifikasi-daun-pandan.html. Pada
tanggal 30 Maret 2016
Anonim. 2013. Klasifikasi dan morfologi tanaman papaya. Diakses melalui
http://www.petanihebat.com/2013/12/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-pepaya.html.
Pada tanggal 30 Maret 2016
Anonim. 2015. Klasifikasi dan morfologi tapak dara. Diakses melalui
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-morfologi-tapak-dara/. Pada
tanggal 30 Maret 2016.
Anonim a. 2012. Tanaman herbal Indonesia. Diakses melalui
http://newherbalsehatdanhalal.blogspot.co.id/2012/12/khasiat-tanaman-herbal-indonesia-part.html.
Pada tanggal 30 Maret 2016.
Anonim b. 2014. Bunga Alamanda (Allamanda cathartica). Diakses melalui
http://gambargambarbunga.com/category/bunga-alamanda-allamanda-cathartica. Pada
tanggal 30 Maret 2016.
Anonim c. 2014. Tanaman Pandan. diakses melalui
http://www.petanihebat.com/2014/07/tanaman-pandan.html. Pada tanggal 30 Maret
2016.
Anonim d. 2013. Tanaman obat bayam duri, bawang putih, merah, bangle.
Diakses melalui http://mbandrek.blogspot.co.id/2013/06/tanaman-obatbayam-duribawang.html.
Pada tanggal 30 Maret 2016.
Anonim e. 2016. Banyak manfaat dari daun pepaya. Diakses melalui
http://bandung.merdeka.com/gaya-hidup/banyak-manfaat-dari-daun-pepaya-160205a.html.
Pada tanggal 30 Maret 2016.
Anonim f. 2015. Manfaat tapak dara untuk kesehatan. Diakses melalui
http://novehasanah.blogspot.co.id/2015/01/manfaat-tapak-dara-untuk-kesehatan.html.
Pada tanggal 30 Maret 2016.
Anonim g. 2013. Manfaat daun beluntas bagi kesehatan. Diakses melalui
http://www.tanamanobat.net/manfaat-daun-beluntas-bagi-kesehatan/. Pada tanggal
30 Maret 2016.
Kurniawan, fredi. 2015. Klasifikasi dan morfologi tanaman bayam. Diakses
melalui http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-bayam/.
Pada tanggal 30 maret 2016
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar